Senin, 10 November 2008

Menemukan Relevansi Asmaul Husna

Hari ini aku mengalokasikan waktu satu hari dan terpaksa bolos kerja untuk memulai menghapal nama-nama indah yang bila dilantunkan melalui dzikir dengan sangat syahdu akan membawa kita lebih mengenal diri dan mengenal siapa di balik penciptaan kita dan alam semesta ini. Asmaul Husna. Tentu bukan suatu yang mengada-ada saat dalam suatu hadits disebutkan bahwa barang siapa yang hapal dengan 99nama Allah maka akan dijamin masuk surga. Dan ajaib, setelah mengalokasikan waktu seharian untuk concern dengan upaya menghapal asmaul husna, saat ini aku telah hapal! Tapi tentu tidak sesimple itu untuk masuk surge, karena orang akan mudah sekali masuk surge dengan hanya menghapal asmaul husna, yang upaya seharipun rasanya sudah cukup, sebagaimana yang aku alami. Tentu saja maksudnya bukan sekadar hapal saja, namun menghayati makna dan mengamalkannya. Karena tiap-tiap nama memiliki makna dan implikasi yang sangat jauh terhadap character seseorang. Misalnya saat kita memahami makna Ar Rahman, Maha Pemurah, maka akan memberikan implikasi agar kita selalu mengasihi dan menyaangi sesama dengan tulus, jauh dari rasa pelit dan menghamba pada materi. Al Quddus akan memberikan inspirasi agar kita selalu menjaga kesucian diri, kesucian badan dan kesucian jiwa, berpikir, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Al Mutakabbir Yang Maha Megah akan menginspirasi kita untuk tidak bersikap sombong, takabbur, karena sebagai hamba memang sama sekali tidak pantas untuk berperilaku itu. Seorang hamba yang dari tiada, hina dan tak berdaya menjadi ada di dunia sehingga tak pantas untuk berjalan di muka bumi dengan bersombong ria. Al Fattah Maha Menyingkap akan memberikan inspirasi kepada kita untuk selalu membuka hati untuk kebaikan.

Hari itu aku memulai untuk menghapal 99Asmaul Husna, dalam suatu pelatihan yang bertajuk GeMAH, Gerakan Moral Asmaul Husna, yang diakan oleh esq leadership center. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghapalkan. Metode pertama adalah melalui irama dzikir. Pertama kali aku mendengar lantunan dzikir ini adalah saat I’tikaf di medjid Sunda Kelapa, yang lirik dan iramanya persis seperti yang dipakai di esq maupun majelis dzikirnya AA Gym. Terasa begitu menyentuh dan syahdu. Metode kedua adalah visualisasi ruangan. Sedangkan metode ketiga adalah untuk menghapal artinya dengan metode 25 nabi Rasul, sebuah jembatan keledai yang didesain untuk membangun dan mengaktifkan otak kanan kita sehingga imaginasi bisa dioptimalkan.

Alhamdulillah, dengan metode lagu aku bisa menuntaskan untuk sekadar menghapalkan 99 asmaul husna. Betapapu 99Asmaul Husna adalah bilangan yang menunjukkan angka kebesaran Allah yang disebut dalam Al Qur’an, yang itu adalah simbol saja, dimana asma Allah ada 99. Kebesaran Allah sendiri sesungguhnya tidak terhingga (unlimited names), sebanyak dan seluas kekuasaan dan kebesaranNya. Kita diciptakan dengan penuh kesempurnaan dan diberikan kenikmatan dan anugrah yang luar biasa banyaknya, misalnya proses kelahiran kita dari tiada menjadi ada di dunia. Al Khaliqu yang berarti Pencipta, Al Bari’u yang berarti yang mengadakan. Al Mushawwiru yang berarti pembentuk rupa. Dari setetes air sperma yang dibuahi dalam rahim seorang ibu, lalu ditiupkan ruh olehNya. Kemudian dibentuk dengan diberikan mata, hidung, telinga, lidah, kaki, otak yang terdiri dari jutaan syaraf, jantung, paru, usus, ginjal empedu. Lalu diberikan tulang, daging, kulit, rambut, pori-pori, dan masing-masing berfungsi sesuai kodratnya. Jantung mulai berdetak, anggota tubuh lain mulai bergerak dari saat itu sampai akhir hayat. Dari kecil saat tidak berdaya, lalu dengan mekanisme yang sangat sempurna Allah menurunkan sifat Pemurah melalui orangtua yang memelihara kita dengan penuh kasih sayang hingga bisa mandiri.

Kebesaran Allah lainnya adalah ciptaannya berupa makrokosmos. Bumi, bulan, matahari, planet, bintang, tatasurya yang bertebaran di malam maia yang tidak terhitung jumlah dan luasnya. Seorang astronomer dari Australia Simon Driver mengatakan bahwa jumlah bintang lebih dari 70 sixtillion, 70 pangkat 7. Katanya, seandainya manusia bisa menciptakan bintang dengan kapasitas produksi satu bintang permenit maka manusia baru bisa menciptakan bintang-bintang itu selama 2.220 milyar tahun. Itulah salah satu contoh keberasan Allah, asmaul husna, selama ini sering tidak kita sadari. Kesadaran pentingnya mengenal diri dan mengenal Allah akan membawa kita untuk mengenal nama-namaNya, yang dalam Al Qur’an disebut sebanyak 99 nama.

Setelah hapal, tentu saja berikutnya adalah bagaimana menghayati dan mengamalkannya. Dan ini tentu jauh lebih sulit. Menghapal adalah satu hal, sedangkan menghayati adalah hal lain. Demikian pula, mengamalkannya adalah hal yang jauh berada di atas kedua hal sebelumnya. Saat ini mungkin aku baru saja bisa menghapalkannya. Namun siapa tahu dengan menghapalkannya maka setiap saat hati ini akan terjaga dengan apa yang kita ucapkan, kita affirmasikan dan kita lantunkan melalui dzikir yang syahdu secara terus-menerus.

Tidak ada komentar: