Rabu, 17 September 2008

Agenda Rutin Ramadhan: Buka Bersama


Salah satu agenda rutin ramadhan yang tentunya sulit untuk aku lewatkan adalah buka bersama. Aku lumayan hobi untuk urusan yang satu ini. Karena membiasakan silaturrahmi katanya bisa memperpanjang umur, apalagi sambil buka bersama. Biasanya dalam acara-acara seperti ini ketemu dengan banyak teman, dimana kesempatan untuk saling ketemu sangatlah berharga untuk kehidupan sehari-hari berada di kota metropolis seperti Jakarta ini. Meski kantor bersebelahanpun, seperti dengan beberapa teman di BPK misalnya, kenyataannya sangatlah jarang bisa ketemu. Karena masing-masing sudah larut dengan berbagai kesibukan rutin sehari-hari yang sangat menyita waktu dan perhatian, dan seolah meniadakan nilai-nilai kemanusiaan, relationship, silaturrahmi, pentingnya menjaga komunikasi dengan teman lama. Hal seperti ini biasanya takkan dijumpai di kota lain. Untuk itu, jauh hari aku sudah mengagendakan jadual buka bersama dengan komunitas teman lama, biasanya teman-teman Jogja. Pertama, tentu saja acara buka bersama Keluarga Alumni Kagama. Biasanya diadakan acara buka bersama sebanyak 4 kali, biasanya di rumah para publik figur, pejabat atau para menteri. Dalam acara-acara seperti ini, suasana yangterbangun sangat egaliter, biasanya dihadiri oleh lintas generasi, dari para senior, bahkan tidak jarang para alumni yang termasuk dalam usia yang sudah uzur, para alumni yang masih dalam tingkat usia produktif, juga para alumni yang muda, bahkan juga yang baru lulus kuliah, adik-adik fresh graduate. Semuanya membaur tanpa membedakan usia, pangkat, jabatan dan hal-hal yang tidak relevan lainnya, sehingga hal itu meniadakan jarak untuk bersilaturrahmi. Makanya dalam acara-acara seperti ini, seorang yang masih fresh graduate pun bisa guyon kere dengan seorang menteri sekalipun. Aku masih ingat kejadian beberapa tahun silam saat seorang teman yang baru lulus kuliah (akhirnya) setelah menjalani masa sebagai mahasiswa abadi, nyaris kena drop-out karena limit waktu studi, yakni SA. Waktu itu, dalam sebuah kejadian, dia berdebat cukup sengit namun tetap dalam suasana humoris dengan Pak BK yang waktu itu masih menjabat posisi penting di negeri ini sebagai Mensesneg. Perdebatan sengit ini sebagai respon dari Pak BK sebagai ketua Kagama Jakarta, khas seorang Bapak yang sok memarahi anaknya di Kagama karena melakukan demonstrasi menentang kebijakan pemerintah, waktu itu dalam kasus penjualan Indosat ke Temasek Holdings. Gara-garanya kejadian demo dimuat di Kompas, dimana Salman membawa-bawa dan mengklaim diri sebagai koordinator Kagamamuda. Sebagai seorang aktivis, Salman pun, saat berdebat ternyata mendapat aplaus dan support dari beberapa alumni lain seperti politisi Golkar PBS, dan juga beberapa lainnya. Kejadian itu ternyata penting bagi Salman, karena ternyata momen itu telah membawa arah perubahan nasib seorang Salman, dimana pasca debat, Salman mendadak menjadi orang penting, dengan ditawari masuk ke perusahaan yang dimiliki KL, BCorp, langsung dengan jabatan bergengsi sebagai Corporate Secretary. Bahkan dalam waktu satu tahun setelah itu Salman telah menjadi seorang Direktur, dan turut berperan penting dalam tim sukses Sby-Kalla sebagai RI 1-2. Saat ketemu dalam sebuah reuni Kagama beberapa waktu yang lalu di TMII, saat aku tanya tentang rencana dia kedepan, dia bilang bahwa selanjutnya akan masuk ke ranah politik, sesuatu area yang memang tidak terlepas dari karakter bawaan aktivis model SA. Ohya, dulu semasa mahasiswa dia pernah dikejar habis oleh ratusan massa Golkar karena menolak mengacungkan dua buah jari di depan massa yang kampanye. Itulah perjalanan seseorang, yang seolah kita sendiri juga tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kita dalam waktu yang akan datang, dengan mekanisme tertentu seolah telah ada yang mengatur, suatu pusat orbit makrokosmik yang sangat menentukan kita akan jadi seperti apa, yang tentu saja, hal yang penting adalah upaya yang optimal yang perlu dilakukan oleh diri sebagai seorang yang telah dianugerahi dengan berbagai potensi.

Acara buka bersama putaran pertama dilaksanakan di rumah Pak DK, salah seorang menteri, sekaligus ketua Kagama. Acara cukup rame, dihadiri sekitar 300-an alumni, namun ternyata tidak banyak dihadiri oleh teman-teman dari fakultas ekonomi. Bahkan seorang MT yang biasa hadir dalam acara-acara seperti inipun juga tidak hadir. Sempat ngobrol dengan Bimo Nugroho, yang kukenal sebagai mantan aktivis pers sepanjang menjadi mahasiswa di fakultas ekonomi UGM, saat lulus tetap konsisten dalam pilihannya aktif di berbagai LSM, dan saat ini menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia. Ada mas RZ, seorang Pengusaha muda enerjik yang semua orang mengenalnya sebagai kyai muda, bukan karena dia banyak ceramah, memimpin doa, atau bisa membaca ayat-ayat atau bahasa Arab, melainkan karena beliau adalah putera pendiri Pondok Modern Gontor, Kyai ZY. “Aku sekarang jadi nasabah kantormu Fiq, di Bandung, ada bisnis baru pemotongan ayam ”, katanya. Beberapa alumni senior, Pak TE Mensesneg, Pak WS mantan Dirut BNI, bahkan tampak juga Rektor UGM, Prof. Dr. SJ. Dosen FEUGM yang saat ini membuka KAP, Pak HY juga hadir. Adik kelas dari FE, BS, temannya adikku AM, yang saat ini aktif di Partnership. Teman-teman yang aktif di milis Kagamamuda tampak tidak ada yang hadir, namun secara keseluruhan, acara ini cukup meriah dan dihadiri dari berbagai fakultas, dari angkatan sepuh sampai dengan angkatan yang muda-muda dan fresh graduate.

Putaran kedua kemaren, bertindak sebagai shahibul bait adalah Mas AH, seorang Pengusaha muda, Ketua Asosiasi Emiten Indonesia, Wakil Ketua Bendahara Golkar, dan Ketua Fraksi entah apa nama fraksinya. Untuk putaran kedua ini aku tidak hadir, lantaran pada saat yang bersamaan aku dalam perjalanan di Lombok, Mataram, NTB. Untuk acara ini akan aku ceritakan pada kesempatan lainnya. Di acaranya Mas AH kamaren kupikir mestinya lebih banyak dihadiri oleh para alumni muda. Saat ini, beberapa teman yang tertarik dalam kegiatan politik banyak diajak beliau di Golkar, seperti SH dan HH, yang biasanya menjadi motor tenis di kantorku, sudah beberapa bulan ini tidak bisa mengkoordinir kegiatan tenis karena sibuk dengan agenda turba mereka sebagai orang penting baru di partai tersebut.

Lalu acara buka bersama semalam masih dalam komunitas Kagama juga, namun dalam komunitas yang lebih sempit, yakni Kagama fakultas ekonomi, dan lebih khusus lagi adalah alumni HMI ekonomi UGM, yang mengambil tempat di Gedung Serbaguna Senayan. Untuk komunitas yang satu ini justru memiliki keterikatan yang lebih kuat, bahkan telah membentuk sebuah perusahaan yang awalnya adalah dibangun untuk ajang silaturrahmi antar alumni kahmie ugm, dimana kita diikat oleh latar belakang yang sama, saat sama-sama berjuang dalam wadah yang sama di Jogja, dari periode ke periode. Reuni akbar dua tahun yang lalu yang bertempat di Senayan, dihadiri dalam jumlah yang cukup besar, dan dalam acara-acara seperti ini sangatlah berharga dimana kita bisa melepaskan kerinduan dengan banyak teman. Acara semalam diawali dengan presentasi dari Pak SH, mantan bos besarku di kantor, mantan Dirut BNI, yang beberapa waktu lalu aku sempat ketemu beliau juga dalam suatu training esq. Beliau saat ini dipercaya menjadi direktur dalam wadah alumni ini, yang akan membentuk holding company yang membawahi beberapa perusahaan yang bergerak di bidang finance syariah. Holding ini bergerak di bidang multi jasa dan perbankan, yang saat ini ekspansi membentuk beberapa BPR Syariah di beberapa kota, dan rencananya akan melakukan akuisisi dan ekspansi ke beberapa kota. Beberapa orang sebagai Direktur yakni Pak SH, Mbak SC, dan Pak SS. Sedangkan komisaris Pak RJ, NB dan ST. Aku gak sempat mengikuti presentasi lanjutan habis shalat tarawih, karena keburu pulang, yang agendanya adalah penawaran saham untuk ekspansi perusahaan.

Tampak hadir juga alumni senior, Pak KP, beliau mantan ketua f7 tahun 1965-an, mantan direktur Islamic Development Bank di Jeddah. Mbak SC, mantan f7 puteri tahun 1977 yang sampai sekarang masih tampak cantik. Aris bilang, saat kita masih awal-awal kuliah, pertama kali mengunjungi Jakarta, waktu itu beliau tampak muda dan cantik, dan sekarang saat kita telah lulus kuliah dan sudah 10 tahun bekerja di Jakarta, dimana banyak yang telah berubah pada diri kita, ternyata beliau masih tetap saja muda dan cantik. Mas IN, mantan f7 ekonomi tahun 1980-an, suaminya mbak KH, doktor di Universitas Trisakti. Mas AG, Doktor, mantan ketua f7 ekonomi tahun 1980-an juga, saat ini menjadi orang penting di Depdiknas dan wakil Dekan FE di UIN, yang skripsinya sempat menjadi salah satu inspirasi dan referensi penting bagiku dalam mempercepat dan mempersingkat masa studi. Lalu, mas AC, mantan ketua juga tahun 1984, GM di PT. Samudera Indonesia, salah satu bisnis penting Sudarpo Corporation Group. Aku sempat nanyain apa beliau kenal dengan Pak AY, karena mendadak aku ingat barusan mendapat sms panjang dari Pak AY, seorang kenalan di esq, pensiunan PT. Samudera Indonesia. “Wah, kenal sekali dong, beliau sangat senior, yang kita kenal sangat bersemangat dalam beraktivitas dalam usia tua. Aku juga alumni esq eksekutif angkatan 62, Fiq”, katanya. Tampak juga Mas AR, seorang mentor dan ideolog dalam beberapa generasi sejak pecahnya HMI Dipo dan HMI MPO. Beliau tidak lulus S1, sesuatu yang banyak disayangkan oleh berbagai kalangan mengingat kemampuan leadership, integritas dan knowledgenya sudah tidak diragukan lagi. Juga mas NM, Direktur Econit, Pemimpin Redaksi Majalah Parent Guide. Mas KW, seorang GM di Mandiri Securitas. Mas AB, mas IM, dan banyak lagi lainnya yang aku tidak hapal satu persatu.

Dari kawan yang segenerasi, ARB, ketua f7 tepat satu generasi diatasku, tentu saja hadir dalam acara seperti ini, dalam konsistensinya aktif di lembaga-lembaga riset. AM, yang yang tidak ditemani oleh Detty isterinya, lalu FS yang di Departemen Keuangan yang tampak makin botak dan makin gemuk sebagaimana layaknya pejabat.

Habis acara reuni kami sempat makan lagi di Tebet, semata karena merasa bahwa acara bersama dalam ruang besar tidak cukup membawa privacy kami untuk ngobrol panjang. Aku, ARB, FS dan AM. Sempat aku bilang soal rencanaku married tahun depan bersama dengan seorang wanita. AM bilang,”Wah, salut dengan kamu Fiq, yang lain baru sekali, bahkan ada juga yang belum, sementara kamu udah hampir dua kali”, kata AM.

To be continued

Tidak ada komentar: